Apa Makna Pesta Demokrasi?
Abahe Ramona
01.12
0
Namanya saja "Pesta". Rakyat disuguhi berbagai hiburan disana-sini. Ada umbul-umbul dan gambar2 orang di pinggir jalan. Ada penyanyi dangdut yang siap goyang ngeborr, menghibur orang-orang yang datang. Entah yang bawa anak kecil atau kagak. Trus, ada pawai motor-motoran, bebas beratraksi, bebas mengeraskan suara knalpot, gak pake helm, asal ramai dan bawa bendera partai. Dan yang lebih penting lagi, ada bagi2 amplopnya nasi bungkus dan nasi amplopnya lagi. Coba kalo begini sepanjang tahun, mungkin semua rakyat indonesia jadi terhibur. :D
Pesta Demokrasi ini Pesta yang paling boros, coba saja hitung jika tiap caleg pusat saja rata-rata menghabiskan dana ratusan juta. belum dana yang dikeluarkan oleh partai, untuk biaya nyewa dangdut, biaya konsumsi, biaya untuk para "relawan", dsb.Bayangkan berapa ratus kali mereka mengiklankan di TV2 swasta dan media-media berskala nasional, berapa biaya iklan yang mereka butuhkan? dipastikan ratusan milyar hingga triliunan yang dikeluarkan parta-partai besar untuk memenangkan "Pesta" Demokrasi. Hehehe :D , diperkirakan jumlah keseluruhan dana yang dikeluarkan untuk Pemilu 2014 ini jauh di atas nilai 40 Triliunan. woowww !! :D
Belum lagi kita menghadapi "Pesta-pesta" Demokrasi berskala kecil lainnya, seperti pemilihan Gubernur, Pemilihan Walikota/Bupati, Sampai pemilihan Kades, diperkirakan jumlahnya mencapai 500'an Triliun total yang dikeluarkan untuk membiayai berbagai pesta selama selang waktu hanya 5 tahun.
Apakah, besarnya dana itu menjamin akan terpilihnya wakil-wakil dan pemimpin rakyat yang berkualitas? Hampir semuanya bersepakat, bahwa semakin besar uang yang dikeluarkan semakin besar pula kemungkinan buruknya kepemimpinan. Logikanya mudah, jika gaji rata-rata bupati saja hanya belasan juta, bagaimana mungkin dapat "mengembalikan modal kampanye"? :D partai politik harus dilihat juga sebagai mesin bisnis juga, diusahakan pemasukan sebesar mungkin dari modal yang dikeluarkannya. Proyek ini itu, dikasih ke kelompok penyokongnya sudah lazim terjadi.
Misalnya, proyek Transjakarta senilai 1,5 T dilimpahkan kepada salahsatu Tim Sukses Jokohok, sebagai "balas budi" dari bentuk dukungannya. Tak mungkin lah sekelas Gubernur-Wagub, gak tau mekanisme proyek triliunan dari APBD. ^_^ . udah ya sampe disini capek nulisnya tau !! :D