Select Menu
Select Menu

Favourite

Jawa Timur

Wisata

Donasi Untuk Palestina

Culture

Transportasi Tradisional

Rumah Adat

Bali

Pantai

Seni Budaya

Kuliner

» » » KENAPA TAKUT TERHADAP HANTU?


Abahe Ramona 01.42 0



A.                Kenapa Orang Mengalami Rasa Takut?
Ketakutan setiap saat terjadi dalam kehidupan kita. Sedari kecil, kita selalu berhadapan dengan perasaan ini. ketika kita terlambat masuk sekolah, kita akan merasa takut dihukum. Tidak mengerjakan PR, kita akan takut dimarahi Pak Guru. Ketika nakal, kita takut dimarahi orang tua. Terkadang kita juga takut atau cemas tentang nasib kita ke depan. Rasa takut merupakan hal alami dan terjadi oleh semua orang. Tidak ada seorang pun di dunia ini, yang tidak pernah merasakan takut, seberani apapun orang itu. Orang yang dikatakan pemberani adalah orang yang dapat meminimalisir perasaan takut itu sekecil mungkin.

Rasa takut adalah bagian dari emosi kita juga, sebagaimana bersedih. Dan setiap emosi pasti menimbulkan gejolak fisik tertentu. Pasti ada bagian tubuh kita yang terpengaruh terhadap perasaan kita walau itu sangat kecil. Orang yang sedih misalnya, mungkin ia tidak mengeluarkan air mata, tetapi dilihat dari mimiknya, sinar matanya kelihatan suram. Begitu juga rasa takut, pasti menunjukkan perbedaan-perbedaan pada bagian tubuhnya. Orang yang takut, tubuhnya mungkin saja bergetar dan gugup. Ia sulit menyusun sebuah kalimat yang baik, kacau balau dan sering salah ucap, bulu kuduknya berdiri, dan tidak berani melihat obyek ketakutannya.

Banyak alasan kenapa orang tersebut takut. Misalnya takut terhadap apapun yang berpotensi membahayakannya. Misalnya orang takut naik motor dengan cepat, karena takut terjadi kecelakaan. Orang takut berenang di sungai, karena takut tergigit ular. Kita takut bergaul dengan seseorang, karena takut kita akan disakiti hati kita.

Oleh karena itu, menurut obyek penyebabnya, rasa takut dapat digolongkan menjadi empat macam rasa takut;

1.      Takut yang berhubungan dengan kejadian interpersonal atau interaksi sosial, misalnya takut malu, takut berkonflik, takut disakiti hatinya, takut dikritik, dsb
2.      Takut karena permasalahan eksistensial, misalnya takut akan kematian, takut cacat permanen, takut terluka dsb
3.      Takut yang berhubungan dengan tempat; takut ketinggian, takut kecepatan, takut tempat gelap, takut kesendirian, dsb

Takut merupakan akumulasi dari perasaan cemas. Dan cemas dikaitkan dengan ketidaktahuan apa yang terjadi ke depannya. Misalnya orang yang merasa cemas apabila memasuki gua yang tidak belum pernah terjamah. Ia tidak tahu apa yang terjadi apabila memasuki gua tersebut. Ketika seseorang itu memasukinya, ketika keluar dan tidak terjai apa-apa, orang tersebut akan merasa sangat lega. Rasa lega tidak hanya karena terpenuhinya kebutuhan, melainkan juga dikarenakan karena terhindar dari apa yang ditakutkannya. Apabila anda merasa cemas berada di sebuah rumah yang dianggap angker, dan anda harus tidur didalamnya selama semalaman, anda akan merasa lega, anda telah bermalam di dalamnya dan terhindar dari “penampakan” hantu. Dengan perasaan takut ini, maka setiap aktivitas manusia untuk selalu memperhitungkan berbagai keadaannya, sehingga dapat menghindari dari bahaya yang ada di depannya. Jadi takut merupakan bagian bagian dari respon manusia dalam mempertahankan diri.
Dari beberapa point diatas, kita dapat melihat bahwa yang dinamakan takut, terjadi karena beberapa hal, yaitu;

1.      Kita takut karena akan mengetahui bencana fisik yang akan terjadi pada diri kita.
2.      Kita tidak tahu bencana apa yang akan terjadi pada diri kita nanti (misalnya ketika memasuki gua)
3.      Kita takut terhadap akibat-akibat yang telah dihasilkan oleh tindakan kita
4.      Kita takut terhadap hal-hal yang tidak jelas (phobia), misalnya takut menghadapi mayat sendirian.

B. Takut Hantu
Hantu selalu dihubungkan dengan kematian. Hal ini berlaku pada kebudayaan mana saja. Ini lah kenapa kita menyatakan bahwa makhluk UFO bukan lah hantu, walaupun ia bisa menghilang dan misterius. Tetapi UFO tidak lah melambangkan kematian. Coba bayangkan saja, apabila apa yang selama ini kita kenal sebagai UFO tidak berbentuk piring terbang melainkan berbentuk keranda mayat, mungkin kita akan menyebutnya sebagai hantu. Karena hantu selalu berhubungan dengan kematian, dan di sisi lain selalu ditemukan dalam budaya apa saja, dan wujud Hantu selalu berkaitan dengan budaya. (misalnya Vampir China yang berjalan juga melompat-lompat, tidak berkain kafan, melainkan memakai pakaian hitam a la China), maka kita perlu “curiga” (kritis), bahwa yang dinamakan hantu tidak lepas dari apa-apa yang kita fikirkan.

Kenapa hantu selalu berkaitan dengan kematian?? Apabila anda ditanya, takutkah anda kepada kematian apabila kematian datang kepada anda besok hari? Jawaban terbaik yang sering kita berikan adalah mencoba menghindar dari pertanyaan tersebut. Entah dengan tertawa, entah dengan membalasnya dengan guyonan atau bahkan dengan mengabaikan pertanyaan tersebut. Padahal, siapapun yang jelas tahu, yang dinamakan kematian itu PASTI AKAN DATANG, cepat atau lambat terjadi kepada diri kita masing-masing. Dan KEMATIAN adalah keyakinan yang tak pernah terbantahkan. Walau KEMATIAN, selalu diabaikan dalam kehidupan kita, tetapi kita mengabaikannya dalam kesadaran kita, tetapi ingatan akan kematian akan menumpuk dalam alam bawah sadar kita.

Ketakutan dan kecemasan akan kematian yang menumpuk dalam alam bawah sadar kita, akan menyebabkan kecenderungan-kecenderungan emosi tertentu. Misalnya Phobia (ketakutan tanpa alasan yang jelas) terhadap mayat. Dapat anda bayangkan, apabila anda berkesendirian dengan orang mati lengkap dengan kain kafannya. Apabila kita takut, maka hal itu wajar terjadi, karena tiap orang juga memiliki kecenderungan untuk takut terhadap simbol-simbol kematian. Yang perlu diperhatikan adalah, bagaimana phobia itu dapat terjadi? Kenapa kebanyakan orang takut sendiri di tengah kuburan malam-malam? Yang jelas, mereka tidak hanya takut apabila bertemu dengan hantu saja, melainkan merasakan kecemasan mendapati dirinya diantara puluhan nisan. Banyak dari pakar psikoanalisa menyatakan bahwa insting setiap orang adalah menghindari kematian. Ketakutan (phobia) terhadap hal ini dikaitkan dengan sifat dasar kita, yaitu takut akan kematian.

Orang yang takut (Phobia) terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kematian dinamakan sebagai Thanatophobia. Thanatophobia ini dialami oleh sebagian besar orang dengan tingkatan yang berbeda-beda. Karena banyaknya orang yang menderita thanatophobia ini baik dengan skala kecil atau besar, maka hal ini tidak dikatakan abnormal. Walaupun di sisi lain, hal ini adalah jenis gangguan (disorder) kepribadian. Nama lain yang sering diberikan adalah Phasmophobia.

Phasmophobia adalah penyakit takut hantu. Phasmophobia berasal dari kata “Phasmo” (Penampakan) dan Phobia (takut), artinya takut terhadap penampakan-penampakan hantu. Phasmopobhia sering disebut dengan Spectrophobia atau Pneumatophobia (takut roh), Demonophobia (takut demon/setan), atau sering juga disebut Wiccaphobia (takut ilmu sihir). Banyak  sekali ragam orang takut terhaap hantu, sehingga banyak istilah-istilah psikologi yang merujuk pada “takut hantu”.  Gejala yang dialaminya adalah ketakutan terus menerus terhadap hantu, dan mengalami kecemasan tak semestinya, meskipun mereka menyadari bahwa ketakutan mereka adalah irasional. Orang yang mengalami phasmophobia ini mereka takut keluar tengah malam sendirian di tempat yang sepi karena takut bertemu dengan hantu, mereka takut dengan rumah kosong, takut ke hutan, atau cepat bereaksi terhadap gerakan-gerakan dari benda-benda ketika mereka berada dalam kesepian di malam hari.

Takut terhadap hantu ini bervariasi sesuai dengan tingkatannya. Banyak yang percaya adanya hantu, tetapi dalam kehidupan kesehariannya tidak begitu mempedulikan kemunculannya, sehingga ia berani. Ada pula yang mempercayai keberadaannya, dan takut untuk bertemu dengannya, banyak juga yang mempercayai sepenuhnya bahkan menyediakan sesajen disertai sikap takjub sekaligus takut terhadap hantu. Orang-orang berkarakter demikian sering kita jumpai dalam kehidupan sosial kita keseharian. Tetapi, orang yang dikatakan mempunyai jiwa normal adalah tidak takut terhadap apa-apa yang tidak membahayakan dirinya. Banyak cerita hantu, bahkan sekalipun dari seorang pencerita hantu, tetapi mereka tidak pernah menceritakan dikejar-kejar hantu sampai mau dibunuh oleh hantu sebagaimana di film-film hantu di Indonesia. Hampir di semua film Hantu di Indonesia, peran utamanya akhirnya meninggal gara-gara hantu (ambil contoh termudah, dalam film “Sarang Kuntilanak”). banyak orang yang takut hantu, tetapi setelah melihat film-film itu semakin takut. Mereka semestinya berfikir, bahwa hantu dalam jenis apapun tidak pernah mencekik orang hingga orang tersebut tewas. Yang ada hanya ketakutan-ketakutan, dimana “takut” itu disebabkan faktor fikiran belaka, bukan obyek kemunculannya. Sebab takut akan hadirnya harimau hal yang wajar, tetapi takut sama harimau ditimbulkan dari fikiran.

Sama dengan Hantu, tetapi berbeda dengan takut bertemu harimau, ketakutan akan hantu ini disebabkan keseraman. Tetapi “seram” ini bukan berarti tidak dihadirkan oleh fikiran kita. Kita bisa mimpi seram bukan? Bahkan kita tidak dapat memilih mimpi apa yang hadir pada diri kita. Kita bisa bertemu dengan hantu paling menyeramkan sekalipun dalam mimpi. Tetapi, yang dinamakan mimpi itu adalah ketika otak kiri kita beristirahat, dan kesadaran kita pun turun. Ketika hal itu, maka berbagai gambaran dalam alam bawah sadar kita muncul dan menghasilkan gambar-gambar, termasuk gambaran tentang nenek atau orangtua kita yang telah tiada. Dan setelah bangun, kita pun akan menafsirkannya bahwa kita telah didatangi oleh arwah  orangtua yang kita kasihi. Padahal, mimpi itu menggambarkan apa yang alam bawah sadar kita munculkan. Jadi, tidak lah aneh, apabila kita jarang sekali bermimpi bertemu dengan orang yang sama sekali tidak kita kenal, kecuali dengan gambaran orang tersebut yang samar.

(NB: Tetapi ada pula mimpi yang bukan berasal dari alam bawah sadar, misalnya tentang kisah Mimpi Nabi Yusuf as, tetapi mimpi jenis ini sangat jarang terjadi, kecuali kepada orang-orang sholeh dari para auliya')

Andaikan “penampakan-penampakan” terjadi dalam diri kita tiap hari ketika kita lelap tertidur, kenapa kita masih takut dengan penampakan-penampakan ketika kita sadar? Andaikan terjadi penampakan ketika kita tidak tidur, bukan berarti itu penampakan dari luar diri kita. Karena apapun bayangan yang muncul itu berasal dari otak kita. Anda tidak pernah mengalami apapun apabila anda dalam posisi buta, tuli, atau semua pancaindra anda mati semua sejak lahir. Karena tidak ada apapun yang merangsang fikiran anda dalam membentuk bayang-bayang. Dan tidak semua bayang-bayang yang dihasilkan oleh stimulasi yang sampai ke mata lalu dilanjutkan ke otak, itu dihasilkan dari saat ini. memori-memori penglihatan masa lampau, dapat juga memunculkan bayangan. Tidak hanya ketika anda tidur, melainkan juga pada saat anda sadar. Jadi jangan heran apabila penampakan yang sering terjadi, kalau tidak berwarna putih atau berwarna hitam. Tidak pernah berwarna hijau, kuning atau merah bak lampu lalu lintas.

Karena segala bayangan adalah reaksi-reaksi bio-kimiawi dalam otak kita, maka jangan heran apabila banyak ungkapan yang menyatakan; “Fikiran adalah Dunia Anda”, “apapun yang terjadi yang penting fikirannya tenang”, dan banyak sekali ungkapan-ungkapan semisal itu. Seorang filsuf ternama, Rene Descartes, malah menyatakan bahwa Dunia apapun yang kita alami adalah fikiran. Dalam dunia filsafat ada aliran “Representation”, yaitu sebuah paham yang menyatakan bahwa segala materi dan peristiwa itu adalah fikiran. Jadi andaikan bertemu dengan sapi maka itu dianggap sebagai fenomena fikiran, begitu juga apabila bertemu dengan hantu juga dianggap sebagai fenomena fikiran. Anggapan memang terkesan logis, walaupun pendapat demikian sangat sulit diterima. Tetapi ada letak keuntungannya apabila kita juga berkeyakinan demikian, setidaknya kita takkan lagi takut menghadapi apa yang sering disebut dengan hantu. Karena hantu hanyalah fenomena fikiran sebagaimana lainnya.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama